Kami berangkat dari rumah jam 16.00 sampai dilokasi Amplas pukul 17.00 namun kami tidak langsung masuk, kami makan, sholat, & tentunya buka puasa dulu (puasa syawal gtuu). Pukul 18.30 kami sudah berada didepan studio untuk siap menyaksikan film tersebut. Ternyata hasil jerih payah Nasyiah yang membelikan karcis antri dari jam 10.00 s.d 12.00 tidaklah sia-sia. Sungguh kami tidak menyesal menyaksikan film tersebut. Malah kami mendapatkan pesan-pesan moral yang berharga untuk kami bisa bangkit dan semangat aktif dalam HW khususnya, dan tentunya belajar untuk maju demi masa depan kami.
Himbauan kepada seluruh jajaran Pimpinan maupun anggota HW, Pimpinan maupun anggota Muhammadiyah di Klaten dan seluruh Indonesia untuk dapat menyaksikan film tersebut, pokoknya seru banget dech. Semoga kita dapat mengambil hikmah luar biasa yang tertuang dalam film Laskar Pelangi tersebut.
Sinopsis
Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!
Biar gak penasaran lihat filmnya ya?? Ok banget kok.
1 komentar:
wAh SeRu bNgEt YaA.....
bWat iAnK bLoM nOnToN bUrUaN GiH nOnTon...
pOkOkNaA sErU aBiZz...
nYeSeL lHoO kLoO gAg nOnTon....
EiTs jGaN lUpAa jGaA... pEzEn_nYaA pAk HaRfAn...
_bErRilAh SebAnYak2NyAa dAan jAnGaAnLaH mEnEriMaA sEbAnYaAk2NyAa_
aPaLaGiY bWaT QtAa aNaK pAnDu
_aRek-aRek HW kLaTeN_ gThuU...
hEe2...
sEemAnGaAt yAhH.... !!
Posting Komentar